KUPAS TUNTAS SALAT TARAWIH (MAZHAB SYAFI'I)
KUPAS TUNTAS TENTANG SALAT TARAWIH MENURUT PERSPEKTIF MAZHAB SYAFI'I
Para ulama Syafi'iyah di beberapa kitab seperti Al-Imam Al-Mawardi dalam Al-Hawi Al-Khabir, Al-Imam Ibnu Hajar Al- Haitami dalam Tuhfatul Muhtaj, dan Al-Imam Taqiyuddin Al- Hishni dalam Kifayatul Akhyar mencoba memaparkan sejarah disyariatkannya salat Tarawih.
Awalnya salat Tarawih ini dilakukan oleh Rasulullah yang melaksanakan salat di suatu malam bulan Ramadan. Kemudia hari kedua dan ketiga diikuti banyak sahabat di belakang beliau dan semakin banyak. Akhirnya pada hari keempat beliau tidak keluar untuk salat malam lagi. Sepagi harinya beliau menjelaskan bahwa beliau khawatir salat tersebut difardhukan. Riwayat ini valid dari Shahih al-Bukhari.
Selanjutnya salat Tarawih ini dilakukan lagi secara berjamaah pada masa Khalifah Sayyidina Umar Ibnul Khattab. Awalnya orang-orang salat sendiri-sendiri di masjid, ada yang dua orang dan tiga orang membentuk jamaah sendiri. Maka beliau menunjuk sahabat Ubayy bin Ka'b sebagai imam salat. Sayyidina Umar mengumpulkan jamaah salat dan salat 20 rakaat, dimana setiap selesai 4 rakaat (2 kali salam), mereka istirahat sembari melakukan thawaf mengelilingi Ka'bah. Artinya ada 4 kali thawaf. Begitulah yang dilakukan penduduk Mekkah zaman itu, dan tidak ada pertentangan dari para sahabat saat itu.
SEJARAH SINGKAT TARAWIH
Mengetahui penduduk Mekkah pada salat Tarawih 20 rakaat, dimana tiap 4 rakaat melakukan thawaf, maka penduduk Madinah zaman Al-Imam Malik lakukan salat Tarawih 36 rakaat. dengan mengganti tiap thawafnya penduduk Mekkah dengan 4 rakaat. Tadi kan penduduk Mekkah lakukan 4 thawaf di sela-sela Tarawih, jadi 4 x 4 rakaat = 16 rakaat. Alhasil, 20 rakaat + 16 rakaat = 36 rakaat. Mereka sedemikian semangat supaya bisa menyamai amalan penduduk Mekkah yang berkesempatan untuk thawaf tersebut.
KENAPA DINAMAKAN TARAWIH?
Al-Imam Al-Bajuri (w. 1276 H) "Karena pada perpindahan dari suatu ibadah menuju ibadah lainnya itu adalah istirahat dan kesemangatan, sehingga disebutlah Tarawih.
[Al-Bajuri 2016. Hasyiyah Al Bajuri(1/543). Jeddah Darul Minhaj]
Al-Imam Zainuddin Al-Mallibari (w. 987 H) katakan, "Disebut Tarawih karena mereka (para sahabat) itu beristirahat setelah lama berdiri (dalam salat) setelah tiap dua kali salam".
[Al-Mallibari, Zainuddin. 2018. Fathul Mu'in (1/161). Beirut : Dar ibni Hazm]
WAKTU SALAT TARAWIH
Waktunya adalah antara setelah salat isya hingga sebelum shubuh. Dengan catatan sudah melakukan salat isya.
Al-Imam An-Nawawi (w. 676 H) berkata, "Waktu salat Tarawih masuk setelah selesai salat isya, disebutkan Al-Imam Al-Baghawi dan lainnya, dan berlanjut hingga terbitnya fajar (Subuh)."
[An-Nawawi. Al-Majmu' Syarhul Muhadzdzab (IV/32). Beirut Dairul Fikr.]
Asy-Syaikh As-Sayyid Bakri Syatha Ad Dimayathi (w. 1310 H) berkata, " Waktu salat Witir sama seperti waktu salat Tarawih yakni antara salat Isya dan terbitnya fajar (Subuh).
[Ad Dimayathi, Bakri Syatha. I'anatuth Thalibin (1/306). Beirut : Darul Fikr.].
Beliau juga berkata, "Perkataan penulis (Fathul Mu'in) : salat Tarawih itu dilakukan setiap malam (Ramadan), yakni setelah salat isya.
LEBIH UTAMA DILAKUKAN DIAWAL WAKTU
Lebih utama dilakukan di awal waktu Al-Imam Zainuddin Al-Mallibari (w. 987 H) berkata, "Dan pelaksanaan salat Tarawih di awal waktu lebih afdal daripada dikerjakan ditengah waktu setelah tidur".
[Al-Mallibari, Zainuddin.2018. Fathul Mu'in (1/161). Beirut : Dar ibni Hazm.]
BERAPA JUMLAH RAKAATNYA?
Menurut pendapat mu'tamad (resmi) Mazhab Syafi'i, jumlah rakaat salat Tarawih adalah 20 rakaat dengan salam tiap 2 rakaat.
Al-Imam An-Nawawi (w. 676 H) jelaskan, "Salat Tarawih hukumnya Sunnah berdasarkan ijma' ulama. Dan Mazhab kami menyatakan bahwa salat tersebut 20 rakaat dengan 10 kali salam.
Jika tidak "2 rakaat - salam - 2 rakaat - salam", gimana?
Tidak sah, jika ia sudah mengetahui hukumnya dan dilakukan secara sengaja. Namun, sah menjadi salat sunah mutlak saja jika tidak mengetahui hukumnya sebelumnya.
Al-Imam Ibnu Hajar Al-Haitami (w.973 H), berkata, " Wajib salam pada tiap 2 rakaat. Jika ia menambahkan (lebih dari 2 rakaat salam) karena jahil (tidak tahu), maka menjadi salat sunah mutlak".
[Al-Haitami, Ibnu Hajar. Tuhfatul Muhtaj (II/241). Mesir : Al-Maktabah At-Tijariyyah Al-Kubra.]
Kenapa tidak sah "4 rakaat - salam - 4 rakaat - salam"?
Al-Imam Asy-Syarwani (w. 1314 H) berkata, "Bahwasanya tidak dibolehkannya menggabungkan 4 rakaat dalam salat Tarawih karena hal tersebut menyerupai salat fardhu yang sama-sama dituntut untuk dikerjakan secara berjamaah.
[ Asy-Syarwani, Hasyiyah Asy-Syarwani 'ala Tuhfatil Muhtaj (II/232)]
"Gimana kalau kurang 20 rakaat - misal - 8 rakaat saja?"
Menurut pendapat mu'tamad (resmi) Mazhab Syafi'i, seperti yang dikatakan Al-Imam Ibnu Hajar Al-Haitami dan di-hasyiyah-i Al-Imam Asy-Syarwani, tetap mendapat pahala Tarawih.
Al-Imam Asy-Syarwani (w.1314 H) berkata, "perkataan penulis (Al-Imam Al-Haitami) : Begitupula orang yang mengerjakan sebagian rakaat dari salat Tarawih, yakni mencukupkan 8 rakaat saja, maka ia diberi pahala sekedar salat Tarawih yang dilakukan.
SALAT TARAWIH LEBIH AFDAL BERJAMAAH
Salat Tarawih lebih utama dilakukan secara berjamaah. Apabila mau dilakukan sendiri (munfarid), maka sah juga.
Dalam kitab Al-Fiqhul Manhaji 'ala Madzhabil Imamisy Syafi'i disebutkan, " Salat Tarawih hanya khusus disyariatkan pada bulan Ramadan. Disunnahkan di dalam salat Tarawih secara berjamaah, dan sah jika dilakukan secara sendiri-sendiri.
Comments
Post a Comment